Awas! Bahaya Laten MLM

Satu hal yang pasti terjadi dalam kehidupan mu menuju kematangan adalah terjabak, terjatuh, dan terjerembab. Ketiga hal tersebut tentu saja selalu berhubungan erat dengan sesuatu yang tidak mengenakan. Tingkat kesialanmu itu, tinggal tergantung apakah “sesuatu itu” yang membuatmu demikian merananya. Tapi yang pasti juga, kesialan itu tidak melulu merugikan. Pada satu kondisi dan situasi, sial mu itu justru mengajarkan tentang fenomena kehidupan di dunia ini yang begitu keras, beringas, dan penuh dengan predator pemangsa. Pada puncak tertinggi, hidupmu akan lebih matang sehingga mampu menguasai satu sifat mulia, SABAR.

Anak Kos Baru Biasanya Menjadi Tarjet MLM

Dalam hal ini, penulis ingin mengingatkan kepada pembaca, khususnya kepada adik-adik calon mahasiswa baru yang sebentar lagi akan mengarungi kehidupan di kos-kos an, bahwa ada satu kesialan yang kemungkinan besar akan menimpamu. Kesialan tersebut tidak hanya akan menguras uang jajan mu, tapi juga dapat memalingkan kamu dari tujuan awal hidup di rantau.
Puncaknya, kamu akan menjadi manusia yang terus bermimpi hingga lupa untuk bangun. Apa kesialan itu? Bacalah kembali judul tulisan ini. Bagi yang belum tahu, MLM itu singkatan dari Multy Level Marketing.

Secara singkat, MLM dapat dimengerti sebagai sebuah sistem marketing yang mengandalkan jaringan kerja sebagai tulang punggung pendapatan keuntungan. Berbeda dengan sistem marketing pada umumnya, motif utama dari sebuah sistem MLM bukan mengajak orang untuk membeli produk berupa barang atau jasa, namun mengajak orang untuk bergabung dengan sebuah sistem kerja berjenjang dan berjaring. Pendapatan diperoleh setelah seseorang berhasil mengajak orang lain untuk bergabung. Semakin banyak orang yang ia ajak, semakin besar keuntungan yang ia peroleh. Semakin sering orang yang diajaknya kembali membawa orang lain, pada saat initulah ia akan mendapatkan keuntungan tanpa harus bekerja.
Sejak awal, penulis sadar bahwa tulisan ini akan menghadapi banyak cacian. Terutama dari mereka anak-anak kos yang menjadi penyebar dan aktor MLM. Beberapa dari mereka mungkin akan memilih untuk berhenti membaca anakkos.com dan menghapus alamat web dari history laptop atau gadged.

Bahkan, jika perlu, mereka akan menghapusnya dari ingatan atau mengeluarkan fatwa haram membaca anakkos.com (ikut-ikutan MUI yang mengancam akan mengeluarkan fatwa haram terhadap ideologi komunisme nih ye. Hehehe). Dalam hal ini, maafkan saya pak Redaktur.

Tapi saya yakin, akan ada lebih banyak orang yang setuju dengan tulisan ini. Bukankah MLM itu punya prinsip “ajak 10, yang ikut 1”. Nah, santai saja pak. Satu orang membenci, ada sembilan orang yang senang. Mereka adalah orang-orang yang memilih untuk tidak mengikuti jejak petualangan MLM. Mereka inilah orang-orang beruntung yang dalam hidupnya telah mendapatkan nur Illahi.

MLM adalah Kesialan yang Membuatmu Tidak Enak

Kembali lagi kepada kamu wahai calon anak kos. Ketahuilah bahwa MLM itu merupakan sebuah kesialan yang akan membuatmu merasa tidak enak. Tidak enak makan, belajar, bobo, sampai “poop” mu juga akan terganggu. Yang ada dipikiranmu setelah terjebak MLM hanyalah mencari orang sebanyak-banyaknya agar mengikuti jejakmu. Seperti virus yang tak bisa hidup tanpa inang. Yang kamu asah setiap saat hanyalah keterampilan berbicara yang penuh dengan rayuan, godaan, dan bualan supaya tampak masuk diakal. Yang kamu cari tahu terus menerus adalah daftar orang-orang pendahulumu yang sukses karena hartanya berlimpah ruah.

Setiap malam, kamu hanya akan memandangi daftar barang-barang mewah yang nanti akan kamu beli jika sukses. Lengkap dengan destinasi tempat wisata luar negeri yang akan kamu kunjungi. Plus mas kawin termewah yang akan kamu berikan kepada calon istri (jangan percaya neng. Memikirkan mu aja enggak, boro-boro mikirin mas kawin. Sini, sama abang saja).

Kos-kos Merupakan Sasaran Empuk Para Pegiat MLM

Tapi kos-kos an bukanlah tempat yang sangat ramah bagi orang baru. Populasi kos-kos an diisi oleh orang-orang yang tengah merajut mimpi dan masa depan. Di sana, hanyutan ide-ide liar saling berinteraksi secara bebas dan acak. Sulit untuk memilah mana ide liar yang baik dan menguntungkan, dan mana ide liar yang hanya sifatnya merusak. Begitu pula dengan MLM. Ia dapat menghampiri anak kos secara tidak terduga melalui teman kamar sebelah, teman dari kos tetangga, atau teman dari teman kita yang kos nya  puluhan kilometer. Vektor MLM adalah penyeleksi yang buruk. Terkadang asal pilih orang. Tidak peduli dengan presentase kemungkinan orang tersebut akan terpikat dengan MLM nya.
Prinsipnya, setiap orang yang ingin kaya adalah calon korban. Itulah mengapa lebih dari populasi anak kos pernah mengalami masa-masa sulit berhadapan dengan MLM. Bahkan ada guyonan, “hidup loe belum lengkap kalau belum kejebak MLM”.

MLM Itu seperti klenik kapitalisme bertopeng sosialisme

Kenapa sih saya begitu anti dengan MLM? Seolah-olah hanya mudharat saja yang ada pada MLM. Tentu saja tidak demikian. Harus saya akui memang, beberapa orang terbukti mampu survive hanya dengan bekerja sebagai agen MLM. Sebagian kecil bahkan mampu pamer foto plesiran ke luar negeri, punya mobil mewah, istri cantik, dan lain-lain. Hanya saja, menurut hemat penulis, MLM itu adalah seburuk-buruknya cara berdagang.

Ia adalah klenik kapitalisme bertopeng sosialisme. Jika saja pada abad  ke-18 MLM sudah ada dan berkembang seperti saat ini, Karl Marx akan merevisi sedikit fatwa nya. “Agama memang candu. Tapi MLM itu adalah candu se candu-candu nya”.

Pertama-tama, MLM itu menanamkan mimpi yang memabukan.

Kita akan dijak bermimpi tentang kesuksesan masa depan yang bergelimang harta kekayaan. Setelah bermimpi, kita dicegah sebisa mungkin untuk bangun, walau sejenak. Mimpi adalah kekuatan MLM. Siapa sih yang tidak punya mimpi? Setiap orang punya mimpi dan ingin menggapai mimpinya itu. Tapi asu-nya, MLM mensugestikan bahwa mimpi tersebut hanya bisa diwujudkan apabila kita bergelimang fulus. Singkat kata, fulus adalah segala-galanya. Dalam MLM, apapun yang kita lakukan, orientasinya pasti duit-duit-duit.

Kedua, pertemanan dibangun karena duit.

Inilah bentuk hubungan yang dijalin dalam MLM. Penyebar MLM punya niat busuk di balik hubungannya dengan seseorang, yaitu mengajak orang tersebut bergabung. Dalam sistem MLM, teman yang diajaknya akan berada di bawah jaringan yang ia bangun. Setiap kerja-kerja yang bawahan lakukan pasti akan memberikan pemasukan bagi dirinya. Oleh sebab itu, ia tidak henti-hentinya memotivasi agar si bawahan kembali mengajak orang lain. Itu sama saja menjadikan kita jongos, dan dia sebagai bos. Bahasa orang MLM, itu membangun aset yang bisa bekerja dengan sendirinya. Jangan percaya dengan rayuan bahwa ia ingin membawa kita ke dalam kesusksesan. Itu hanya manipulasi sebuah sistem kerja yang orientasi utamanya adalah membangun sebuah jaringan penghasil uang.

Ketiga, penampilan yang menipu.

Saat seseorang mengajak kamu bergabung dengan MLM nya, mereka akan menggunakan pakaian rapih, klinis, dan mewah. Bahkan ada yang rela-rela presentasi dengan menyewa jas beserta dasi dan sepatu ala-ala mafia pajak. Tentu saja penampilan tersebut tidak semuanya menggambarkan keadaan mereka saat itu. Beberapa bahkan masih ada yang rekoso hidupnya. Itu hanya tipu muslihat sebagai pemikat.

Terkahir, tidak ada yang ingin mengaku bahwa dirinya adalah MLM.

Pada awal tahun 2000 an, mungkin beberapa perusahaan masih gagah memperkenalkan diri sebagai pengguna sistem MLM. Namun seiring waktu, MLM telah mendapat citra buruk di publik sehingga sistem tersebut dianggap tidak manusiawi. Hal tersebut membuat hampir semua perusahaan marketing tidak mau mengaku bahwa mereka menjalankan sistem MLM. Mereka kemudian saling mencela dan mengaku bahwa dirinya berbeda dengan MLM pada umumnya. Untuk menutupi hal itu, sering kali sistem MLM dibuat seolah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang dan jasa.
So, buat adek-adek calon penghuni kos. Berhati-hati lah dengan virus MLM. Buat abang-abang yang sudah terlanjur terjebak MLM namun tak kunjung kaya raya, yang sabar saja ya. Ambil hikmahnya. Move on, dan cobalah kembali menata pikiran abang supaya tidak melulu duit yang dipikirkan.

Itu loh ada sahabat mu yang baik, ada pacar mu yang cakep dan tulus, ada adik-adik mu yang polos. Untuk bahagia dengan mereka tidak melulu dengan duit kok. Tidak harus selalu bisa traktir makan. Di asu-asu in, di jancuk-jancuk in, juga mereka senang, asal niat mu tidak memaki. Tanpa MLM, Insyaallah hidup lebih barokah.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mengencerkan Lem Kayu Fox Putih yang Benar

Pengalaman Nginep di Apartement Horor Jogja

Ciri Khas Logat atau Dialeg Orang Nganjuk